Senin, 20 Agustus 2012

Peri Cinta Kasih

elisya maranti

Saya mengalami kebingungan mengenai maksud peri cinta kasih yang menjadi ukuran hati seseorang.

Bertempat tinggal dekat dengan tempat kediaman orang yang berperi cinta kasih, itulah yang sebaik-baiknya kita lakukan. Bila tidak mau memilih tempat yang disuasanai cinta kasih itu, bagaimana bisa ia memperoleh kebijaksanaan?

Seseorang yang tidak berperi cinta kasih, tidak akan tahan lama didalam penderitaan dan tidak tahan lama pula dalam kesenangan. Seorang yang berperi cinta kasih akan merasakan sentosa didalam cinta kasih dan seorang yang bijaksana akan merasakan beruntung dalam cinta kasih.

Hanya seorang yang penuh cinta kasih saja yang dapat mencintai dan membenci orang. Bila perbuatan selalu ditunjukkan pada cinta kasih, niscaya tiada sarang bagi kejahatan.

Kaya dan berkedudukan mulia ialah keinginan tiap orang, tetapi bila tidak dicapai dengan jalan yang benar, janganlah dituruti. Miskin dan berkedudukan rendah ialah kebencian tiap orang, tetapi bila tidak dapat disingkirkan dengan jalan yang benar, janganlah ditinggalkan.

Aku belum pernah melihat orang yang benar-benar menyukai cinta kasih dan benar-benar membenci tingkah laku yang tidak cinta kasih. Seorang yang benar-benar menyukai cinta kasih, tidak ada hal lain yang lebih dimuliakan dari padanya. Seorang yang benar-benar membenci tingkah laku yang tidak cinta kasih selalu berusaha melaksanakan cinta kasih sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan barang sesuatu yang tidak berperi cinta kasih melekat pada dirinya.

Bila suatu hari ada seseorang yang mengerahkan seluruh kekuatannya dalam cinta kasih, aku belum pernah melihat ia akan kekurangan tenaga. Mungkin ada juga, tetapi aku belum pernah melihatnya.

Adapun kesalahan seseorang itu masing-masing sesuai dengan sifatnya, Bahkan dari kesalahannya dapat diketahui apakah ia seorang yang berperi cinta kasih. Seorang yang cinta kasih hanya mengerti akan kebenaran, sebaliknya orang yang rendah budi hanya mengerti akan keuntungan. Seorang yang berperi cinta kasih pastilah rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Demikianlah orang yang berperi cinta kasih menurut saya.

Cinta kasih menang atas yang bukan cinta kasih, seperti air yang menang atas api. Tetapi kini orang hendak melakukan cinta kasih laksana dengan semangkuk air memadamkan api segerobak kayu bakar, kalau tidak padam lalu dikatakan bahwa air tidak dapat menang atas api.

Bila anda melihat seorang yang bijaksana, berusahalah menyamainya dan bila melihat seorang yang tidak bijaksana, periksalah dirimu sendiri. Kebijaksanaan manusia tidak akan terpencil, ia pasti beroleh tetangga. Menurut saya orang yang berperi cinta kasih tidaklah harus pandai bicara.

Mengapakah mesti pandai bicara? Orang yang pandai berdebat bahkan sering dibenci orang. Aku tidak tahu apakah ia berperi cinta kasih, tetapi mengapa ia mesti pandai bicara?

Semoga Anda diberkati dengan tidur nyenyak dan mimpi keinginan Anda terwujud ..

~ Elisya Maranti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda tidak diizinkan untuk mengomentari blog ini.
Blog ini adalah diary pribadi dan bukan forum diskusi publik.
Semua tulisan dipublikasikan untuk tujuan non-komersial.
Penulis sangat menyadari kepercayaan untuk melindungi privasi mereka.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.